Awal Kisahku

             Hidup dan terus bertahan hidup di kampung orang, untuk gadis kecil sepertiku terlihat sangat berbahaya. Namun itulah yang kujalani saat ini, setelah kuputuskan untuk memilih universitas ini aku berjanji untuk melakukan yang terbaik. Karena pilihannya hanyalah maju ke depan. Temanku pernah bertanya "kenapa diriku begitu semangat, kutak pernah menangis walaupun kutak diantar ke bandara Sultan Hasanuddin oleh orang tua, tidak diantar sampai ke asrama TPB IPB bogor. Menurutku semua itu, tak masalah selama aku mampu melakukannya sendiri. Kupura-pura tak tahu apapun bahaya, kendala, hambatan yang mungkin segera datang menghadang langkahku. Kutak peduli semua itu, yang kutahu hanyalah berusaha, belajar dan berdoa.
                    Alhamdulillah, setidaknya aku diantar adikku dan pamanku ke bandara. Kemudian bertemu dengan saudara-saudari baru ku "Ika, takbir, gerland, fuad, risqi". Hatiku merasa tenang, aku tidak sendiri. Asalkan ada mereka didekatku, kuyakin semuanya tetap aman. Mereka semua saudaraku, ku merasa jadi adik kecil yang selalu ikut mereka. hehehe, nggak apa la yah. Mereka sangat membantuku, wahhhh terima kasih karena kumerasa kutak sendiri disini. Ada kalian tepatnya. Ketika masuk diasrama, setelah seminggu tepatnya ternyata kamarku ada yang punya dan seharusnya aku di asrama lain. Dia datang dengan ayah ibu kakek nenek adik kakak mereka. Wahhh, betapa beruntungnya dirimu. Kemudian aku memberikan kunci kamarku pada ibunya, *sebenarnya agak takut ma ibunya, heheh , dan kubereskan semua barangku. ember, timba, koper, dan tasku keluar kamar dan meminta kunci lagi di meja registrasi. Saat itulah, pertama kalinya kumenangis di Bogor. Ternyata itu yah rasanya jauh dari keluarga, kutak punya satupun keluarga di bogor. kubingung harus bagaimana, kenapa begitu menyedihkan. Alhasil, aku mendapat kunci di lantai 5 rusunawa. Pertolangan itu datang, salah seorang teman yang kukenal saat registrasi di GWW, namanya Hastia Windri. Dia membantuku mengangkut semua barangku ke kamar baruku. 
                        Semua berlalu begitu saja, kutak pernah lagi memikirkan hal itu. Namun, yang terpikirkan akibat peristiwa tersebut apakah ini pilihan ke IPB adalah keputusan yang tepat? rasa sesak itu datang lagi. Tapi aku tak punya pilihan lain selain bertahan disini. Kukumpulkan semua semangat, tenaga yang tersisa. AKU HARUS BISA. Akan kubuktikan bahwa aku mampu dan ini pilihanku yang paling tepat. 
                          Awalnya memang sulit tapi setelah kujalani, begitu indah. Kutemukan duniaku disini. Proses itulah yang kudapat dan membuatku lebih baik insyaallah. Aku sangat senang.... Engkau selalu tahu cara yang tepat mengajariku. Kuyakin Engkau memberiku tempat ini, untukku belajar banyak hal dan mensyukuri setiap hal yang kau berikan. Terima kasih Ya Allah.... ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 19 Januari 2012

Awal Kisahku

             Hidup dan terus bertahan hidup di kampung orang, untuk gadis kecil sepertiku terlihat sangat berbahaya. Namun itulah yang kujalani saat ini, setelah kuputuskan untuk memilih universitas ini aku berjanji untuk melakukan yang terbaik. Karena pilihannya hanyalah maju ke depan. Temanku pernah bertanya "kenapa diriku begitu semangat, kutak pernah menangis walaupun kutak diantar ke bandara Sultan Hasanuddin oleh orang tua, tidak diantar sampai ke asrama TPB IPB bogor. Menurutku semua itu, tak masalah selama aku mampu melakukannya sendiri. Kupura-pura tak tahu apapun bahaya, kendala, hambatan yang mungkin segera datang menghadang langkahku. Kutak peduli semua itu, yang kutahu hanyalah berusaha, belajar dan berdoa.
                    Alhamdulillah, setidaknya aku diantar adikku dan pamanku ke bandara. Kemudian bertemu dengan saudara-saudari baru ku "Ika, takbir, gerland, fuad, risqi". Hatiku merasa tenang, aku tidak sendiri. Asalkan ada mereka didekatku, kuyakin semuanya tetap aman. Mereka semua saudaraku, ku merasa jadi adik kecil yang selalu ikut mereka. hehehe, nggak apa la yah. Mereka sangat membantuku, wahhhh terima kasih karena kumerasa kutak sendiri disini. Ada kalian tepatnya. Ketika masuk diasrama, setelah seminggu tepatnya ternyata kamarku ada yang punya dan seharusnya aku di asrama lain. Dia datang dengan ayah ibu kakek nenek adik kakak mereka. Wahhh, betapa beruntungnya dirimu. Kemudian aku memberikan kunci kamarku pada ibunya, *sebenarnya agak takut ma ibunya, heheh , dan kubereskan semua barangku. ember, timba, koper, dan tasku keluar kamar dan meminta kunci lagi di meja registrasi. Saat itulah, pertama kalinya kumenangis di Bogor. Ternyata itu yah rasanya jauh dari keluarga, kutak punya satupun keluarga di bogor. kubingung harus bagaimana, kenapa begitu menyedihkan. Alhasil, aku mendapat kunci di lantai 5 rusunawa. Pertolangan itu datang, salah seorang teman yang kukenal saat registrasi di GWW, namanya Hastia Windri. Dia membantuku mengangkut semua barangku ke kamar baruku. 
                        Semua berlalu begitu saja, kutak pernah lagi memikirkan hal itu. Namun, yang terpikirkan akibat peristiwa tersebut apakah ini pilihan ke IPB adalah keputusan yang tepat? rasa sesak itu datang lagi. Tapi aku tak punya pilihan lain selain bertahan disini. Kukumpulkan semua semangat, tenaga yang tersisa. AKU HARUS BISA. Akan kubuktikan bahwa aku mampu dan ini pilihanku yang paling tepat. 
                          Awalnya memang sulit tapi setelah kujalani, begitu indah. Kutemukan duniaku disini. Proses itulah yang kudapat dan membuatku lebih baik insyaallah. Aku sangat senang.... Engkau selalu tahu cara yang tepat mengajariku. Kuyakin Engkau memberiku tempat ini, untukku belajar banyak hal dan mensyukuri setiap hal yang kau berikan. Terima kasih Ya Allah.... ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ Sang Pena Hijau | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger