how to say it

              Pengumuman adalah sesuatu hal yang dinanti, bisa menjadi hal yang ingin dikenang sampai nanti tapi bisa menjadi hal yang tidak ingin diingat lagi. Dan jawaban yang kuterima hari itu, adalah kekecewaan. Awalnya sangat menyedihkan, menangispun tidak bisa. Tersenyumpun tak sanggup, trus.... hanya berjalan tanpa ekspresi. Berjalan sendiri dalam keheningan malam, yang sedikit berbisik ( auuuuuuuhhhhhh ) "ini hal yang wajar, ayolahhhh". Kusadari banyak hal yang telah kulakukan dan itu tidak baik. Sebuah individualisme dalam kelompok, kolerisme dalam persaudaraan, tak cukup mengerti dan memahami, kesalahpahaman, dan obsesi serta segala hal yang terlalu. Mungkin menurutNya, tak sebaiknya itu berlanjut. Hingga kusadari semua hal itu.

           Semua pikiran tentang hal itu, hilang bersama berlalunya angin malam. kuteruskan langkahku...karena pilihannya cuma maju ke depan. Besok ada hal yang lebih penting sedang menanti. Rasanya senang banget bisa menjadi salah satu peserta seleksi panel di sebuah kegiatan di Jakarta. Hal yang terpikir bahwa akan ada para inspirator muda yang siap membagi ilmunya untuk pemuda lain hari itu. Dan itu memang benar terjadi. Walaupun perjalanan cukup membuatku bingung dan harus bertanya hingga belasan atau puluhan kali tentang alamat yang dimaksud namun semua terbayar lunas dengan ilmu dan pengalaman mereka yang bisa kurasakan betapa hidupnya mereka dengan kehidupan mereka saat ini. Berbagi dan mengabdi.
Salah seorang diantara mereka bernama kak david, hal yang sempat kudengar ketika ia bercerita bahwa ia pernah mengemas semua sampah di kosannya dan dimasukkannya ke dalam sebuah kardus besar. Kemudian dia membuang kardus besar yang berisi sampah itu ke sungai dibelakang kosannya. Hari itupun berlalu, dan suatu ketika banjir datang dan menerjang semua rumah di daerah tersebut. Ia tak pernah menyangka bahwa banjir akan melanda kosannya, dan yang lebih mengejutkan lagi karena ia menemukan kembali kardus besar yang isinya sampah yang pernah dulu ia buang.
             Terkadang manusia tidak berpikir panjang atas tindakan mereka, apalagi ketika tindakan itu tidak memberikan efek langsung pada waktu itu juga. Nah, sama halnya dengan kegiatan peduli terhadap lingkungan. Orang dengan gampangnya dan tanpa merasa bersalah membuang sampah di tempat yang mereka kehendaki karena sampah tak pernah balik marah atau menghukum mereka ketika sampah dibuang tempat sembarangan. Tapi namanya aksi=reaksi, suatu saat yah pasti akan kerasa juga kan? salah satu cerita nyata yah seperti pemuda di atas. Kata pepatah, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Namun ketika tak dapat lagi dicegah yah artinya harus diobatilah. Dari pengalaman tersebut, membuat kak david membuat sebuah perubahan di lingkungannya. Ia membentuk sebuah komunitas yang terkait dengan aksi peduli lingkungan. Salah satu hal hebat darinya bahwa komunitas yang ia bentuk itu telah mampu memberikan perubahan di sebuah daerah yang dulunya sangat jorok ( bayangin aja kalo ngomong aja lalat bisa masuk ke mulut) wawwwwwmm, sekarang penduduk disana mulai memanfaatkan limbah dan membuatnya menjadi barang yang bisa bernilai jual dan estetis. Kalau denger ceritanya langsung, wuiiihhh keren dah.. rasanya setelah dengar ceritanya, mau buat komunitas juga dan siap berkontribusi. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 18 Januari 2012

how to say it

              Pengumuman adalah sesuatu hal yang dinanti, bisa menjadi hal yang ingin dikenang sampai nanti tapi bisa menjadi hal yang tidak ingin diingat lagi. Dan jawaban yang kuterima hari itu, adalah kekecewaan. Awalnya sangat menyedihkan, menangispun tidak bisa. Tersenyumpun tak sanggup, trus.... hanya berjalan tanpa ekspresi. Berjalan sendiri dalam keheningan malam, yang sedikit berbisik ( auuuuuuuhhhhhh ) "ini hal yang wajar, ayolahhhh". Kusadari banyak hal yang telah kulakukan dan itu tidak baik. Sebuah individualisme dalam kelompok, kolerisme dalam persaudaraan, tak cukup mengerti dan memahami, kesalahpahaman, dan obsesi serta segala hal yang terlalu. Mungkin menurutNya, tak sebaiknya itu berlanjut. Hingga kusadari semua hal itu.

           Semua pikiran tentang hal itu, hilang bersama berlalunya angin malam. kuteruskan langkahku...karena pilihannya cuma maju ke depan. Besok ada hal yang lebih penting sedang menanti. Rasanya senang banget bisa menjadi salah satu peserta seleksi panel di sebuah kegiatan di Jakarta. Hal yang terpikir bahwa akan ada para inspirator muda yang siap membagi ilmunya untuk pemuda lain hari itu. Dan itu memang benar terjadi. Walaupun perjalanan cukup membuatku bingung dan harus bertanya hingga belasan atau puluhan kali tentang alamat yang dimaksud namun semua terbayar lunas dengan ilmu dan pengalaman mereka yang bisa kurasakan betapa hidupnya mereka dengan kehidupan mereka saat ini. Berbagi dan mengabdi.
Salah seorang diantara mereka bernama kak david, hal yang sempat kudengar ketika ia bercerita bahwa ia pernah mengemas semua sampah di kosannya dan dimasukkannya ke dalam sebuah kardus besar. Kemudian dia membuang kardus besar yang berisi sampah itu ke sungai dibelakang kosannya. Hari itupun berlalu, dan suatu ketika banjir datang dan menerjang semua rumah di daerah tersebut. Ia tak pernah menyangka bahwa banjir akan melanda kosannya, dan yang lebih mengejutkan lagi karena ia menemukan kembali kardus besar yang isinya sampah yang pernah dulu ia buang.
             Terkadang manusia tidak berpikir panjang atas tindakan mereka, apalagi ketika tindakan itu tidak memberikan efek langsung pada waktu itu juga. Nah, sama halnya dengan kegiatan peduli terhadap lingkungan. Orang dengan gampangnya dan tanpa merasa bersalah membuang sampah di tempat yang mereka kehendaki karena sampah tak pernah balik marah atau menghukum mereka ketika sampah dibuang tempat sembarangan. Tapi namanya aksi=reaksi, suatu saat yah pasti akan kerasa juga kan? salah satu cerita nyata yah seperti pemuda di atas. Kata pepatah, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Namun ketika tak dapat lagi dicegah yah artinya harus diobatilah. Dari pengalaman tersebut, membuat kak david membuat sebuah perubahan di lingkungannya. Ia membentuk sebuah komunitas yang terkait dengan aksi peduli lingkungan. Salah satu hal hebat darinya bahwa komunitas yang ia bentuk itu telah mampu memberikan perubahan di sebuah daerah yang dulunya sangat jorok ( bayangin aja kalo ngomong aja lalat bisa masuk ke mulut) wawwwwwmm, sekarang penduduk disana mulai memanfaatkan limbah dan membuatnya menjadi barang yang bisa bernilai jual dan estetis. Kalau denger ceritanya langsung, wuiiihhh keren dah.. rasanya setelah dengar ceritanya, mau buat komunitas juga dan siap berkontribusi. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ Sang Pena Hijau | Floral Day theme designed by SimplyWP | Bloggerized by GirlyBlogger